2 Oct 2015

Musim Semi dalam Botol Berpita Perak

Aku menemukannya sepulang mengantarkanmu ke stasiun. Aku duduk di kamarmu, memberi kesempatan pada diriku sendiri untuk bersedih. Kamarmu sekarang kosong, hanya tersisa beberapa barang. Di atas lemari kecil, di sebelah meja tempat kamu biasa belajar, aku melihat kantung kertas itu. Sebuah catatan kecil menandakan kantung itu ditujukan untukku. Ada kotak kecil dengan pita putih di dalamnya. Aku membuka kertas pembungkusnya yang berwarna emas, dan aku menemukannya. 

Kamu meninggalkan musim semi dalam botol berpita perak berisi cairan merah jambu. Aku mencium wangi jeruk dan bunga peony. Pikiranku seperti terbawa pada suatu hari di awal April, pada sebuah kota di tepi Mediterania. Hari itu, matahari bersinar hangat dan angin bertiup sejuk.


Gambar diambil dari sini

Pencipta wewangian itu, seorang pria Perancis yang mungkin lebih terkenal dari Presiden, menggambarkannya sebagai a dress embroidered with a thousand tiny flowers atau a floral bouquet. Mereka yang mengenalku pasti tahu keduanya termasuk dalam hal-hal yang menjadi kesukaanku.  Bahkan lagu favoritku, La Vie En Rose, menjadi musik latar komersial pendek mengenai wewangian ini. Belum lagi, Natalie Portman, ikon wewangian yang kamu tinggalkan untukku, mempunyai karakter yang selama ini aku kejar. Dia, aktris jelita lulusan Harvard, kombinasi kecerdasan, kecantikan dan kesuksesan. Bukankah kamu dulu bilang aku adalah utopia? Menurutmu aku berbeda dari gadis-gadis kebanyakan. Kadang ketika kita bercakap berdua, kamu sering menanyakan pertanyaan ini, "Why are you so smart?" Seandainya kamu tahu, aku menghargai anggapan seperti itu, lebih dari ketika orang-orang memuji penampilanku.

Ah, tapi kamu pasti tidak memilihkan parfum itu untukku berdasarkan sebuah deskripsi. Kamu bilang kamu sengaja memilihkan wewangian beraroma bunga, karena kamu tahu selama ini wewangianku beraroma daun. Kamu hanya ingin aku memakai sesuatu yang berbeda. Kamu menyukai wanginya, kamu berpikir itu sesuai untukku, sesederhana itu.

Tapi wewangian dari high end fashion label seperti yang kamu tinggalkan itu bukan barang sederhana. Memberi hadiah memang bukan sebuah hal yang sulit untukmu, tapi bahkan saat kamu pulang, teman-teman dan sahabat-sahabatmu pun tidak mendapatkan hadiah semewah ini. Aku tahu, karena aku yang membantumu memilihkan buah tangan untuk mereka. Beberapa orang kenalan kamu pilihkan hiasan lemari es, lalu beberapa gadis yang kamu anggap dekat mendapatkan apron untuk memasak. Beberapa orang kamu pilihkan sesuatu yang lebih istimewa, tapi, kamu bilang, itu pun karena mereka meminta.

Jadi, mengapa aku? Aku tidak pernah meminta kemewahan musim semi seperti yang kamu tinggalkan itu. Hanya saja, seorang teman pernah berkata, "Don't ask why. Because you deserve that."

I know sometimes we better regard things as simple as that.

Setiap kali aku mencium wangi musim semi yang kamu tinggalkan, aku akan mengingat kepergianmu. Beberapa saat setelah berpamitan, kamu tidak mengijinkanku melihat sorot matamu. Kamu sama sekali tidak menoleh ke belakang. Tapi, sama halnya denganmu, aku tidak mengijinkanmu melihat air mataku. Aku susah payah menahannya sampai tubuhmu hilang di tangga menuju peron. Seandainya kamu tahu, bahkan berjam-jam setelah kepergianmu, aku masih merenungi sebuah kehilangan. 



P.s. : Kamu pasti tidak tahu kan kalau Miss Dior Blooming Bouquet berarti a Promise of Love?





No comments:

Post a Comment