18 Oct 2011

Setelah Pertemuan 2

Dan kita bertemu lagi, pria kelabu. Let's say, rencana Tuhan? Entah.


Kau belum bercukur dan aku sedang berjerawat. Kukira berat badanmu naik dan aku semakin kurus. Hei, ternyata waktu memang berjalan. Cepat? Di titik ini pada akhirnya kukira ya, cepat. Hampir dua tahun, pria kelabu. Hampir dua tahun. Tapi anggap saja kemarin kita baru bertemu.

Oke, jadi kita baru saja bertemu. Dan karena itu aku takkan heran kita seperti malu-malu.

11 Oct 2011

Setelah Pertemuan 1

And even though you're look so good tonight, I'll be fine. 

Itu kata Westlife. Juga kata aku.

:)

Kau tampan, pria kelabu. Seperti biasa. Selalu. Dengan senyum dan tatapanmu yang terkendali itu. Dengan semua pertanyaan yang tergambar di mataku. Tapi tidakkah senyum dan ceriaku juga menggambar pertanyaan di matamu?

Cokelat dan Lemon Soda

Pagi lagi. Jalan macet. Seperti biasa. Sepertinya aku ingin secangkir teh hangat begitu sampai di kantor.

Lalu belakangan ini aku sedang berpikir, kenapa aku tak lagi suka cokelat. Es krim cokelat tak pernah jadi pilihanku. Bahkan chocolate chip dalam biskuit mentega kupisahkan dulu sebelum biskuitnya kumakan. Oke, tidak semua cokelat memang, sepertinya kebencianku pada cokelat hanya parsial. Susu cokelat favoritku tetap akan jadi favoritku. White and dark chocolate juga masih bisa kutolerir. Tapi milk chocolate bar yang meleleh di mulut itu, atau chocolate cake, atau choco chip, atau meises cokelat... Aduh, membayangkannya saja aku mual.