24 Jun 2015

Lovespoon

Namanya Ceris Owen. Dia adalah nenek yang menjadi host saya dalam sebuah weekend home stay bersama penduduk lokal. Dia tinggal sendirian di Wrexham, sebuah kota kecil di Wales, hanya bersama seekor anjing labrador tua bernama Duty. Sepertinya kegiatannya sehari-harinya hanya seputar menjadi host bagi mahasiswa-mahasiswa asing, minum teh bersama teman-temannya dan mengajak Duty berjalan-jalan.

Kami tidak banyak berkeliling saat itu. Musim dingin di Wales sangat berangin dan sungguh merepotkan. Kami menghabiskan sebagian besar waktu kami di mobil, berkeliling di jalanan pedesaan Wales sambil melihat salju di puncak-puncak pegunungan. Tapi Ceris sempat mengantar saya ke kota kecil di dekat Wrexham, yang sayangnya namanya tidak bisa saya ingat.

Hal pertama yang dia lakukan adalah membawa saya ke toko souvenir dan menyuruh saya membeli lovespoon. Ya, sendok. Tapi tentu saja bukan sendok yang sering kita temui di meja makan, ini adalah sendok cinta, terbuat dari kayu, dengan ukir-ukiran indah pada pegangannya.

Toko souvenir yang kami kunjungi menjual lovespoon dengan berbagai ukuran. Semakin besar maka ukirannya semakin rumit dan harganya semakin mahal. Saya memilih sendok yang paling kecil, yang paling murah, namun bentuknya menurut saya cukup bagus. Jujur saja, saya sebenarnya tidak terlalu tertarik pada lovespoon itu, tapi ya sudahlah, saya tidak bisa tidak membelinya atau Ceris akan kecewa.

Di perjalanan pulang Ceris bercerita tentang lovespoon, yang kini menjadi oleh-oleh khas Wales.

Dia bilang lovespoon adalah tanda cinta dari seorang pria untuk gadis impiannya. Tradisi ini muncul sekitar abad ke-17 dan menjadi populer sampai abad ke-19. Waktu itu, ketika seorang pria menemukan gadis yang ia cintai, ia akan membuat sebuah lovespoon dan memberikannya kepada gadis itu sebagai tanda lamaran. Si gadis bisa saja menerima lovespoon dari banyak pria dan memajangnya di rumahnya tanpa menerima lamaran pria-pria itu.

Ceris bertanya apakah saya sudah menemukan pria yang saya cintai. Saya bilang belum. Lalu dia menyuruh saya menyimpan lovespoon yang saya beli. Suatu hari nanti, jika saya menemukan pria yang bisa mencuri hati saya, saya harus memberikan lovespoon saya untuknya.

Saya tidak menyangka perjalanan saya ke Wales akan melibatkan hal-hal romantis seperti ini.

Tapi mungkin ide Ceris cukup menyenangkan. Mungkin suatu hari, ketika ada seorang pria yang menyatakan perasaannya, saya akan memberikan lovespoon itu sebagai tanda saya memiliki perasaan yang sama. Tapi, itupun kalau lovespoon saya tidak hilang entah kemana, karena saya sungguh tidak berbakat menyimpan barang-barang berharga.



#MenulisRandom2015
#HariKeenambelas





No comments:

Post a Comment