"Jangan katakan kau sedang menunggu sesuatu yang magis..."
"Magis?" tanyaku tak mengerti. Kami berdua sedang berbelanja di supermarket dan entah kenapa pembicaraan beralih ke soal jatuh cinta. Seingatku kami tadi sedang membicarakan artis baru yang mendadak tenar karena sensasi.
Temanku melanjutkan, "Seperti di film-film. Jatuh cinta yang terasa seperti keajaiban. Mungkin cinta pada pandangan pertama. Atau sesuatu seperti... serendipity? Kau tahu, ketika semesta tiba-tiba membawa seseorang dari masa lalu datang kembali, padahal kalian sama sekali tidak saling mencari."
Aku mendengarkan sambil memilih-milih buah plum. "Hmm, tidak juga," sahutku.
"Lalu?" Di belakangku temanku sibuk dengan helai-helai daun bawang.
"Mungkin aku hanya bosan dengan skenario," kataku cepat. "Pria-pria yang sibuk mencari strategi untuk menarik perhatianku. Membombardir ponselku dengan pertanyaan-pertanyaan, ketika kami baru bertemu sekali dua kali, dan bahkan ketika kami belum banyak bicara saat bertatap muka. Memangnya tidak ada topik lain selain bertanya aku sedang apa, dimana, dan dengan siapa?"
Temanku tertawa. "Jadi jatuh cinta seperti apa yang kau inginkan?"
"Mungkin aku hanya ingin jatuh cinta pelan-pelan," kataku lambat-lambat sambil mulai memasukkan beberapa buah plum ke dalam plastik dan berpindah ke rak yang mewadahi tumpukan jamur. "Entahlah," kataku lagi ketika menangkap keheranan di mata temanku itu. "Mungkin jatuh cinta yang sederhana, yang hampir tidak terasa. "
"Aku masih tidak mengerti," sahut temanku sambil berjalan menuju lorong sebelah.
Aku berlari menyusulnya. Belanjaanku sepertinya sudah lengkap. Kali ini aku hanya mengikuti temanku mencari bahan-bahan kue cokelat yang akan kami buat. "Maksudku, mungkin selama ini kalian tinggal di daerah yang berdekatan, kalian melewatkan waktu di tempat yang sama, mungkin kalian pernah berpapasan, tapi tentu saja kalian tidak saling menyadari."
Aku melanjutkan penjelasanku. "Lalu kalian tiba-tiba dipertemukan oleh kehidupan. Pertemuan yang biasa, wajar, yang mungkin bahkan tidak meninggalkan kesan. Tapi, perkenalan itu seperti awal sebuah puzzle, hanya saja kau tidak sadar kau sedang menyusun sebuah puzzle. Setiap hari, dalam setiap pertemuan dan pembicaraan, kau menemukan kepingan-kepingan baru. Ketika puzzle itu semakin lama semakin tersusun, kau mulai merasa semuanya menarik, dia dan apa yang terjadi di antara kalian. Lalu yang kau tahu, melewatkan waktu bersama rasanya menyenangkan. Kau mulai merindukannya, dan, walaupun puzzle-nya belum lengkap, tiba-tiba kau sadar kau jatuh cinta. Itu saja."
Temanku memukulku pelan dengan botol susu. "Itu juga skenario, padahal kau bilang kau bosan dengan skenario..."
Aku hanya mengangkat alis. "Setidaknya itu bukan skenario bikinan cowok-cowok kurang kerjaan," seruku gemas. "Entahlah, orang kadang mendefinisikan jatuh cinta sebagai sebuah usaha. I don't know. Mungkin aku menunggu seseorang yang membuat semuanya seperti effortless."
"Contohnya?" tanya temanku penasaran.
"Misalnya, seseorang yang membuatmu nyaman bicara berdua saja tanpa kau sadar kau sudah melewatkan waktu bersamanya selama berjam-jam. Padahal tidak ada satupun di antara kalian yang membuat list topik dan semacamnya. Atau seperti ini, untuk kalian berdua setiap perjalanan terasa singkat karena kalian begitu menikmatinya, padahal mungkin kalian tidak memastikan semuanya persis seperti rencana."
Dari ekspresi temanku, sepertinya dia mulai mengerti. "Jadi kau ingin jatuh cinta dengan wajar dan apa adanya, yang terjadi begitu perlahan sampai tidak terasa, begitu? Yang sama sekali tidak magis? " tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk. "Iya, mungkin karena cinta itu sendiri sudah cukup magis," sahutku.
Sepertinya keranjang belanja temanku penuh bersamaan dengan selesainya obrolan tentang jatuh cinta ini. Kami bergerak menuju kasir dan entah bagaimana kami kembali membicarakan artis tenar penuh sensasi yang kabarnya baru saja menikah dengan pria kaya beranak dua.
*tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti #NulisRandom2015 yang digalakkan oleh penggagas Komunitas Nulisbuku. #NulisRandom2015 berarti kita harus menulis apa saja setiap hari selama bulan Juni 2015. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca disini.
Aku melanjutkan penjelasanku. "Lalu kalian tiba-tiba dipertemukan oleh kehidupan. Pertemuan yang biasa, wajar, yang mungkin bahkan tidak meninggalkan kesan. Tapi, perkenalan itu seperti awal sebuah puzzle, hanya saja kau tidak sadar kau sedang menyusun sebuah puzzle. Setiap hari, dalam setiap pertemuan dan pembicaraan, kau menemukan kepingan-kepingan baru. Ketika puzzle itu semakin lama semakin tersusun, kau mulai merasa semuanya menarik, dia dan apa yang terjadi di antara kalian. Lalu yang kau tahu, melewatkan waktu bersama rasanya menyenangkan. Kau mulai merindukannya, dan, walaupun puzzle-nya belum lengkap, tiba-tiba kau sadar kau jatuh cinta. Itu saja."
Temanku memukulku pelan dengan botol susu. "Itu juga skenario, padahal kau bilang kau bosan dengan skenario..."
Aku hanya mengangkat alis. "Setidaknya itu bukan skenario bikinan cowok-cowok kurang kerjaan," seruku gemas. "Entahlah, orang kadang mendefinisikan jatuh cinta sebagai sebuah usaha. I don't know. Mungkin aku menunggu seseorang yang membuat semuanya seperti effortless."
"Contohnya?" tanya temanku penasaran.
"Misalnya, seseorang yang membuatmu nyaman bicara berdua saja tanpa kau sadar kau sudah melewatkan waktu bersamanya selama berjam-jam. Padahal tidak ada satupun di antara kalian yang membuat list topik dan semacamnya. Atau seperti ini, untuk kalian berdua setiap perjalanan terasa singkat karena kalian begitu menikmatinya, padahal mungkin kalian tidak memastikan semuanya persis seperti rencana."
Dari ekspresi temanku, sepertinya dia mulai mengerti. "Jadi kau ingin jatuh cinta dengan wajar dan apa adanya, yang terjadi begitu perlahan sampai tidak terasa, begitu? Yang sama sekali tidak magis? " tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk. "Iya, mungkin karena cinta itu sendiri sudah cukup magis," sahutku.
Sepertinya keranjang belanja temanku penuh bersamaan dengan selesainya obrolan tentang jatuh cinta ini. Kami bergerak menuju kasir dan entah bagaimana kami kembali membicarakan artis tenar penuh sensasi yang kabarnya baru saja menikah dengan pria kaya beranak dua.
*tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti #NulisRandom2015 yang digalakkan oleh penggagas Komunitas Nulisbuku. #NulisRandom2015 berarti kita harus menulis apa saja setiap hari selama bulan Juni 2015. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca disini.
No comments:
Post a Comment