24 Apr 2013

Kota Kelabu

Ke kotamu, aku sempat singgah. 

Dari ketinggian ada mendung menggantung perlahan. Siang itu hujan turun. Aku bukan pembaca pertanda, pria kelabu. Tapi di mataku, kotamu kelabu. Sepertimu.

Aku mencoba mencari melankoli. Mengingat kembali cerita-cerita yang sempat kau bagikan. Dulu. Ketika kisah kita sesederhana hari-hari yang dilewatkan tanpa ketakutan. Ketika menonton jazz jalanan adalah kemewahan. Dan sepiring roti bakar cukup menghangatkan percakapan.