24 Jan 2016

Hujan dan Ingatan tentang Apa yang Kita Lakukan


Rain in the Woods karya Leonid Afremov
Gambar dipinjam dari sini

Bukankah hujan di luar itu mengingatkan kita pada negeri kelabu dimana hujan sangat sering turun? Juga pada payung biru bergambar awan-awan milik seorang gadis yang suka menyanyikan lagu dangdut dan menari di dapur. Kita sering meminjam payungnya ketika hari hujan, tanpa minta ijin, hanya mengambilnya begitu saja dari atas alat penghangat ruangan. Untung saja gadis itu lebih suka di dalam kamar dan jarang keluar saat hari hujan.

Bukankah hujan di luar mengingatkan kita pada sore-sore yang kita lewatkan di bawah payung yang sama ketika hujan turun? Kau akan memegang payung itu dan aku akan berdiri di sebelah kirimu, berusaha mengikuti langkahmu yang panjang dan cepat. Betapa kita merindukan musim-musim ketika menebak apakah hari akan hujan atau cerah seperti permainan yang menyenangkan. Tapi biasanya langit kelabu dan langit biru, hujan dan matahari, datang bergantian dalam satu hari.

Tapi bahkan kalau kita tidak membawa payung biru pinjaman itu, kau selalu akan jadi orang yang mengingatkanku memakai tudung jaketku ketika hujan turun. Lalu aku akan mengatakan padamu aku suka merasakan hujan turun  di atas kepalaku, dan betapa anehnya karena aku tidak pernah sakit hanya karena kehujanan. Sepertinya aku juga sering memberitahumu kalau aku suka petrichor - bau tanah sehabis hujan - yang tak pernah bisa kau pahami karena menurutmu hujan hanya membuat semuanya basah, tidak lebih.

Tapi bukankah kita sama-sama setuju, pemandangan daun-daun gugur di tanah yang basah selepas hujan mendatangkan perasaan aneh. Entah, seperti perasaan rindu atau justru kehilangan, karena akan ada saatnya kita berpisah dari hujan di negeri itu, juga udara dingin yang memaksa kita berjalan cepat menuju ke rumah. 

Sungguh, hujan di luar itu mengingatkanku pada siang-siang yang panjang, ketika aku membuatkanmu teh, lalu kita duduk di sofa dekat jendela dan bicara tentang apa saja, sambil mengamati hujan menerpa kaca dan mendengarkan suaranya jatuh di atap rumah.



No comments:

Post a Comment