30 Aug 2012

Dreamy Path

Dua hari yang lalu, aku bangun pagi dan merasa sangat lelah. Jadi aku memutuskan tidak masuk. Bolos? Entahlah. Yang jelas aku mengirimkan pesan kepada atasan, "Sepertinya saya masuk angin, pak." dan bosku yang iseng itu malah menyuruhku bersiul. And my face was like this (-.-")  

Akhirnya aku tidur sampai siang lalu memutuskan pergi ke Blom M. Di Plaza Blok M ada spa-house yang baru dibuka. Sedikit pijatan mungkin akan membuat aku lebih rileks. Pijatannya tidak seenak mbok-mbok yang biasa ku panggil ke rumah. Tapi lumayan. Punggungku sudah tidak  terasa seperti lempengan besi. Setelah itu creambath, tidak senyaman yang diharapkan tapi pijatan di punggung selalu menyenangkan. Aku seperti di-recharge kembali.

Hari itu ditutup dengan membeli buku di Gramedia dan makan malam dengan seorang sahabat. Aku sedikit kaget ketika menemukan diriku sendiri membeli buku IELTS dengan harga yang tidak murah. Sebenarnya aku agak tidak percaya metode seperti itu bisa menaikkan skor IELTS dengan signifikan. Tapi aku harus punya skor IELTS di atas 6.5 by the end of this year. Tidak ada salahnya mencoba. Sekali lagi ini tentang melakukan apa yang aku bisa.

Tiba-tiba aku menyadari bahwa sebuah mimpi yang mati, entah itu mati suri atau mati sejati, bisa membangkitkan mimpi-mimpi yang lain, entah mimpi yang pernah ada atau mimpi yang benar-benar baru. Dalam kasusku, mimpi yang entah bagaimana terperangkap di kotak kayu dan menjadi berdebu. Dia bangkit karena ada sebuah mimpi yang mati.

Agak absurd memang. Tapi entah kenapa energi dan fokus itu baru ditemukan setelah aku memutuskan untuk menghentikan sebuah perjalanan. Atau setidaknya, masih menjalaninya tanpa menjadikan perjalanan itu sebagai satu-satunya hal yang dilakukan. Tentang perjalanan itu sendiri, bagaimana akhirnya nanti aku memutuskan untuk hanya 'wait and see.'

Dulu aku pernah memutuskan tinggal untuk perjalanan itu. Tapi sekarang memutuskan untuk terbang sepertinya adalah pilihan yang terbaik. Entah ke Warwickshire, Derbyshire atau bahkan Shire, tempat dimana Frodo pernah tinggal :p Kalau mimpi ini terwujud, maka ini bisa jadi pintu untuk mimpiku yang lain. Kali ini mimpi tidak seperti jungkat jungkit, dimana satu turun dan satu naik, tapi seperti kartu domino, menyusun pola perwujudan yang berkesinambungan.

Banyak yang harus dilakukan. Beberapa jurnal yang sudah dicetak belum tersentuh, padahal otak ini harus dipaksa untuk mampu berfikir kembali. Belakangan membaca proses kreatif Dee menulis Perahu Kertas, dia menyewa kamar kos dan menyepi disana. Dengan semua kesibukan atas nama profesi ini, kalau saja aku bisa melakukan apa yang dilakukan Dee. Berkali-kali ada ejekan jahat di otak, 'Skor IELTS 6.5 atau bahkan 7 setidaknya sebelum akhir tahun?' *sigh

Aku ingin bisa lenyap dimana hanya ada aku dan semua perlengkapan perang yang dibutuhkan untuk menarik mimpi masuk ke dunia nyata.




*Some friends of mine go to America. Me? Not so much want today... But one day, maybe, as long as Moon River is in Georgia I think :)


No comments:

Post a Comment