Den Haag yang sunyi. Di awal tahun, kala musim semi mulai berani menari. Ranting-ranting cherry blossoms sedikit tersenyum, piasnya merah muda pucat. Lelumutan hijau perlahan memeluk batang-batang pohon yang menggeliat malas. Gerimis masih sering berkunjung.
Di sudut Den Haag Centrum tak pernah terlalu riuh. Sambil meniup ruap kentang goreng panas berhias mayonaise, langkah-langkah bergegas sebelum hari gelap. Juga orang-orang di De Slegte.
De Slegte berlantai dua, tapi tidak luas. Aku suka harum kertas dan irama takdir yang mungkin bersembunyi pada setiap rak. Ada sejarah yang tercecer di lemari-lemari kaca. Potongan kartu pos dan surat-surat tua, hurufnya meliuk-liuk, tajam dan misterius.
Sudut favoritku di lantai dua. Disana kutemukan musim, terselip di antara kisah kisah yang saling menghimpit. Aroma pot pourri di dalamnya bercerita tentang kunjungan musim-musim yang mencoba mempotret waktu dan kenangan.
Musin gugur yang mengisahkan sore - sore melankolis ketika pekerjaan di kebun hampir selesai. Lalu musim dingin yang mengumpulkan semua kerinduan di padang ke depan perapian. Juga musim semi yang menemani gadis-gadis membaca kembali surat-surat Darcy untuk Elizabeth. Hingga musim panas... Ah, musim panas, kemana dia? Mengapa dia tidak ada? Dugaanku, mungkin ia memang pernah ada, tapi mungkin juga sejak awal ia tidak pernah ada. Sekarang ia adalah kenangan yang tercecer di sudut De Slegte yang sudah melupakannya.
Tapi musim di De Slegte yang kemudian kubawa pulang tak pernah berhenti mengharap musim panas ditemukan.
Autumn - Summer - Winter - Spring |
* Mengenang saat sendiri di De Slegte, Den Haag, pertengahan Maret 2011, menemukan Penhaligons Scented Treasury of Seasons Verse and Prose (Edited by Sheila Pickles) edisi Musim Gugur, Musim Semi, dan Musim Dingin. Fyi, akhirnya Musim Panas di temukan di belantara Amazon :)
No comments:
Post a Comment