Dulu saya pernah membaca tentang seseorang yang selama hidupnya tidak pernah melakukan perjalanan karena dia terlalu banyak mempertimbangkan. Dia mempertimbangkan kesibukan, isi tabungan, juga tantangan berkelana sendirian. Pendek kata, dia memikirkan apakah keluar dari zona nyaman itu bijaksana.
Mempertimbangkan tentu tidak salah. Tapi, kalau terlalu banyak, bukankah itu seperti menyembunyikan hidup dari kejutan? Kadang mempertimbangkan justru membuat kita ketakutan. Lalu akhirnya kita memutuskan menjalani hidup tanpa petualangan. Kalau seperti ini, siapa yang bisa menjamin kita tidak menyesal?
Mungkin karena saya seorang yang spontan, saya sangat setuju dengan Lewis Caroll,
"No, no! The adventure first, explanations take such a dreadful time,"
Mungkin karena itu saya langsung membeli tiket konser Michael Buble di Birmingham bulan Desember nanti. Mungkin karena itu pula saya sangat impulsif membeli tiket promo ke Irlandia. Iya benar, uang saya terbatas, dan saya juga punya banyak tugas yang harus diselesaikan. Tapi saya sungguh tidak bisa hidup dengan what ifs and maybes. Siapa yang bisa menjamin Michael Buble akan konser lagi di Inggris ketika saya masih ada disana? Atau kapan lagi saya bisa ke Irlandia dengan tiket semurah ini? Oke, musim panas? Tapi di musim panas saya seharusnya ke Provence melihat bunga matahari dan lavender. Belum lagi mengunjungi Festival La Tomatina di Spanyol dan October Fest di Jerman.
"No, no! The adventure first, explanations take such a dreadful time,"
Mungkin karena itu saya langsung membeli tiket konser Michael Buble di Birmingham bulan Desember nanti. Mungkin karena itu pula saya sangat impulsif membeli tiket promo ke Irlandia. Iya benar, uang saya terbatas, dan saya juga punya banyak tugas yang harus diselesaikan. Tapi saya sungguh tidak bisa hidup dengan what ifs and maybes. Siapa yang bisa menjamin Michael Buble akan konser lagi di Inggris ketika saya masih ada disana? Atau kapan lagi saya bisa ke Irlandia dengan tiket semurah ini? Oke, musim panas? Tapi di musim panas saya seharusnya ke Provence melihat bunga matahari dan lavender. Belum lagi mengunjungi Festival La Tomatina di Spanyol dan October Fest di Jerman.
Betapa hidup saya penuh agenda
petualangan.
Jadi ketika hidup memberi saya
kesempatan, saya sudah tidak butuh banyak pertimbangan. Atau saya akan
menyesal.
Saya bukan ingin mengatakan,
kita sama sekali tidak perlu mempertimbangkan. Kita semestinya tahu batas.
Batas saya adalah bucket list ini. Berada setahun di Eropa,
dengan begitu banyak tempat dan peristiwa menarik, saya cuma punya 10
keinginan: 10 impian masa kecil, saya menyebutnya. Karena bucket list
itu, saya batal melihat Liverpool - Real Madrid di Anfield karena bucket
list saya adalah El Classico, dan harga tiket kedua pertandingan itu sama
mahalnya. Saya harus memilih salah satu. Saya memilih bucket list saya,
impian masa kecil saya.
Tapi tentu saja saya tidak
menolak kejutan-kejutan kecil di tengah perjalanan. Seperti menemukan tiket
murah ke Basel, Swiss. Dan kebetulan saya tidak perlu visa kesana. Dengan
harga tiket yang masih ramah untuk kantong, saya mengambil kesempatan ini,
meskipun tidak ada dalam bucket list. Untuk menghemat, saya mencari
tempat menginap gratis dengan couch surfing. Orang yang saya minta
menjadi host tidak bersedia, tapi ada orang lain yang menawarkan
kamarnya untuk ditempati. Kalau saat itu saya mempertimbangkan harga hostel
yang mahal di Basel, saya tidak akan pergi kemana-mana, padahal hidup, dengan
misterius, sudah siap memberi saya banyak kemudahan.
Saya jadi ingat kepada Rasul
Petrus. Dia adalah satu-satunya murid Yesus yang merasakan berjalan di atas
air. Banyak orang yang mencibir karena pada akhirnya dia hampir tenggelam. Tapi
dia berjalan di atas air! Murid-murid lain tidak mengalami ngerinya
hampir tenggelam, tapi mereka juga tidak tahu bagaimana menakjubkannya ketika
hukum Archimedes tidak berlaku di tubuh mereka. Meskipun hampir tenggelam,
berjalan di atas air adalah something worth to try.
Dan semuanya karena Petrus
berani keluar dari perahu.
Mungkin karena tiket Michael
Buble, saya harus banyak-banyak menghemat. Mungkin karena perjalanan ke
Irlandia dan ke Basel, saya harus memaksa diri menyelesaikan tugas-tugas saya
sebelum akhir tahun. Tapi, semua itu sebanding dengan apa yang saya nikmati
ketika satu demi satu bucket list saya terpenuhi.
Saya tidak tahu bagaimana
denganmu, tapi hidup terlalu berharga untuk dihabiskan mengurusi hal yang tidak
serius. Buat saya, mewujudkan impian adalah hal yang serius.