Saya sudah tidak ingat apa yang diceritakan oleh Ernest Hemingway di bukunya The Moveable Feast, kecuali satu quote ini...
"If you are lucky enough to have lived in Paris as a young man, then wherever you go for the rest of your life, it stays with you, for Paris is a moveable feast."
Apa artinya berada di Paris untuk kedua kalinya?
Artinya saya menemukan Paris masih beraroma dedaunan. Saya juga menemukan Paris masih berwarna keemasan walaupun musim gugur belum sepenuhnya datang. Saya merasa saya sudah tidak lagi ketakutan, karena saya tahu, sepanjang saya bisa menemukan stasiun metro, saya akan selalu bisa kembali ke bandara.
Lalu saya mulai mengamati orang-orang. Banyak pasangan mengambil foto pre-wedding mereka di Menara Eiffel. Antrian pengunjung yang ingin naik ke puncak masih saja panjang. Rombongan remaja melakukan group photo, sepertinya mereka sedang melakukan study tour. Ada pria paruh baya berpakaian badut mencoba menarik perhatian para turis. Dengan rias wajah seperti itu, meskipun tak ada seorangpun tertarik padanya, dia tetap tersenyum.
Paris adalah sebuah ironi. Di dalam frame yang sama, saya menemui rombongan manula kaya yang menghabiskan uangnya untuk melihat Eiffel. Sementara, tidak jauh dari mereka, ada pria, miskin, tanpa rumah, tidur di tepi jalan dengan pantat hampir kelihatan. Dia sama sekali tidak terlihat peduli dengan kerangka besi raksasa di depannya. Kadang, Paris terlihat menyedihkan.
Seperti ketika hujan mulai turun di daerah Rue de Rivoli, tepat ketika saya akan keluar dari Metro Anvers menuju Jardin de Tuileries. Padahal di kawasan Notre Dame yang baru saja saya datangi, langit berwarna biru dan matahari sangat bersahabat. Semuanya cukup menghibur meskipun saya tidak berhasil menemukan Paris titik nol. Konon, kalau kamu menginjaknya, kamu akan kembali ke Paris. Saya melakukannya empat tahun yang lalu.