Puisi ini adalah versi lain dari puisi Kita Pernah yang saya tulis disini. Saya mengikutkannya untuk 50 Words Contest yang diadakan oleh komunitas Surabaya Youth dalam rangka Literaturia. Karena tema untuk kontes tersebut adalah Pulang, saya membuat beberapa penyesuaian dari versi awal. Kalau ditanya versi mana yang lebih saya suka, saya tidak bisa memilih. Keduanya seperti sepasang anak kembar yang serupa tapi tak sama.
Versi yang pertama lebih personal, tentu saja. Sementara versi kedua ini, bermakna lebih luas. Puisi ini bicara tentang makna pulang. Bagi beberapa orang, pulang berarti kembali ke suatu tempat dimana kita pernah berawal. Tapi, beberapa bisa saja merasa seluruh dunia adalah rumahnya, dan setiap perjalanan adalah pulang. Bagi saya yang sering kali meninggalkan hatinya di banyak tempat, Pulang versi kedua adalah pilihan lebih realistis.
Versi yang pertama lebih personal, tentu saja. Sementara versi kedua ini, bermakna lebih luas. Puisi ini bicara tentang makna pulang. Bagi beberapa orang, pulang berarti kembali ke suatu tempat dimana kita pernah berawal. Tapi, beberapa bisa saja merasa seluruh dunia adalah rumahnya, dan setiap perjalanan adalah pulang. Bagi saya yang sering kali meninggalkan hatinya di banyak tempat, Pulang versi kedua adalah pilihan lebih realistis.
Seorang adik angkatan saya di kampus rupanya sedang membuat versi musikalisasi dari puisi ini. Saya sudah mendengar beberapa baris di akun instagramnya. Dia bilang, versi lengkap akan segera di-upload di Sound Cloud.
Berikut info tentang 50 Words Contest yang saya ikuti,
“Seseorang pernah mengatakan, guna puisi adalah dengan hadir tanpa guna. Ia tak bisa dijual. Ia menegaskan tak semua bisa dijual - Goenawan Mohamad"