28 Jun 2012

Kamera, Potret, Cahaya dan Kenangan

Sebuah kamera. Rusak. Terselip di antara buku-buku tua. Sepertinya sia-sia kalau direparasi. Pemborosan. Sejak awal aku memang meragukan kualitasnya. Ah, andai waktu itu aku tidak terjebak pada harga miring dan promosi penjualnya yang bicara sampai berbusa-busa...

Tapi aku selalu ingin punya kamera.

Kamera yang bisa memotret kenangan. Seperti puisi. Seperti cerita. Mengawetkannya dalam warna-warna pudar yang sendu. Yang membuatku mengerti, bahkan yang telah pudar pun masih bisa membuat aku menangis dan tertawa, tersenyum dan terisak. Berpikir. Rupanya hidup memang berjalan, ada yang pergi dan datang, ada yang tinggal dan pulang.

Aku ingin belajar fotografi. Seperti belajar seni mengolah kenangan. Lihatlah semua dari sudut yang tepat dan aku akan mendapatkan kenangan berharga. Meskipun sehitam malam, tapi pasti ada pengaruh cahaya yang membuat sebuah potret menjadi bermakna.

Aku ingin selalu menemukan cahaya yang menerangi hidup dengan cara uniknya, membuatku selalu punya kenangan berharga. Walaupun tidak selalu kenangan bahagia.

Mengawetkan kenangan, membuatku selalu punya hal untuk dirindukan...



*Restian, ajarin motret dong^^

No comments:

Post a Comment