14 Sept 2015

Sepertinya Kita Terlalu Sering Bersama, Berdua.

"Kenapa kau tidak mengajakku?" tanyamu.

Aku terdiam.

"Atau setidaknya beri tahu aku kalau kamu mau pergi," katamu lagi.

Aku masih diam.

"Jadi kamu tidak mau terbuka? Tidak mau cerita alasanmu pergi kemarin?", ada nada mendesak pada suaramu.

"Apakah aku punya pilihan untuk tidak menjawab?" Aku tahu kali ini aku harus bicara. Kau bukan orang yang punya banyak stok kesabaran. 

Kali ini kau yang terdiam.

***

Apakah kau sadar, sepertinya kita terlalu sering bersama, berdua. 

Seringnya, kau adalah orang pertama yang aku temui setiap hari dan orang terakhir dengan siapa aku bicara sebelum aku tidur. Kau adalah orang yang aku minta menemaniku pergi berbelanja. Juga kepada siapa aku bercerita tentang impian dan harapan. Kau adalah orang yang akan tiba-tiba duduk di sebelahku di sofa dan bicara sampai tengah malam.

Sepertinya kita memang terlalu sering bersama, berdua. 

Aku adalah orang yang kau ajak pergi ke pusat kota. Aku adalah orang yang kau minta untuk menunggu waktu latihanmu selesai. Aku adalah orang kepada siapa kau menceritakan setiap keluhan dan ketakutan. Aku adalah orang yang kau minta memasak saat sudah dekat waktu makan. Aku adalah orang yang akan menyuruhmu makan ketika kau baru saja pulang.

Kita sudah begitu terbiasa hingga waktu terasa begitu lalu. Ah, bukankah selama ini kita sudah terbiasa sendiri?

***

Hingga aku memutuskan pergi. Sebentar. Beberapa hari. Mengingat bagaimana rasanya saat aku begitu suka hanya berdua dengan diriku sendiri. 

Lalu pesan itu datang, "Are you alright?" 

Dan aku menjawab singkat, "I'm good."

Kau masih menghubungiku, menanyakan beberapa hal. Aku menjawab seperlunya. Kau tidak bertanya aku dimana dan mengapa. Tapi tiba-tiba kau menyisipkan kalimat itu, 

' y a n g  m e r i n d u k a n m u'

Ah, bukankah cinta itu seharusnya membebaskan? Iya, cinta itu membebaskan. Lalu apa yang membuat jarak kita seperti terlalu dekat? Lalu apa yang membuat aku ingin sejenak menjadi sendiri, menikmati waktu ketika hanya ada aku, secangkir teh dan sebuah buku?

Sepertinya kita memang terlalu sering bersama, berdua. Aku tidak bisa memberitahukan ini padamu. Tapi, mungkin kau perlu tahu, aku pulang karena kata rindumu.




No comments:

Post a Comment