Melepasmu pagi ini rasanya seperti menerbangkan mimpi-mimpi ke pelukan kehidupan. Tetapi kali ini bukan mimpiku sendiri, tetapi mimpimu, yang entah kenapa menjadi begitu penting. Mungkin karena aku melihat matamu berbinar setiap saat kau bicara tentang harapan, tidak peduli seberapa mustahilnya kita mengukur kemungkinan. Dan aku seperti melihat diriku sendiri.
Mungkin karena itu. Karena kau berani berlari dalam impian.
Sepertinya semua memang bermula pada hari ketika kau tidak menunjukkan ketakutan pada impianku. Aku masih ingat, hari itu, kau justru menganggap hidupku adalah petualangan yang seru dan menyenangkan. Kau benar, pada satu sisi. Namun pada sisi lain, kadang aku membenci keadaan ketika aku tidak tahu bagaimana harus berencana, karena hidup mungkin membawaku entah kemana.
Tapi seperti kau pernah bilang, aku gadis pemberani.
Mungkin kau tidak pernah tahu, tapi aku memang cukup berani untuk menjalani semua dengan tangan terbuka, cukup berani untuk mempercayai kemampuanmu meraih mimpi-mimpimu, cukup berani untuk mendoakan keajaiban disaat kau hanya melihat kegagalan, cukup berani untuk mengenalmu dari dekat dengan resiko jatuh lebih dalam, cukup berani untuk menanti kejutan-kejutan kehidupan yang tak pasti. Aku memang cukup berani untuk hidup di saat ini dan percaya Ada yang lebih tahu tentang hari nanti.
Kau pun seorang pemberani, yang cukup berani menceritakan rencana-rencanamu, cukup berani menceritakan ketakutan-ketakutanmu, cukup berani menceritakan kegagalan-kegagalanmu, cukup berani mempercayaiku memegang rahasia-rahasia kecilmu. Rahasia-rahasia yang hanya aku yang tahu. Rahasia yang tak kau ceritakan pada orang lain, tak peduli seberapa sering kau bicara pada mereka.
Ah, ketika kau pulang nanti, seperti biasa, aku akan bertanya, "Bagaimana kabar mimpimu hari ini?"
Ah, ketika kau pulang nanti, seperti biasa, aku akan bertanya, "Bagaimana kabar mimpimu hari ini?"
No comments:
Post a Comment