19 Mar 2015

Menyendiri di Oakham



Saya selalu butuh waktu untuk sendiri.

Di Jakarta saya biasa menyendiri di Kinokuniya Plaza Senayan, Gramedia Pondok Indah Mal atau Perpustakaan Freedom Institute. Setelah itu saya akan menghabiskan seporsi besar mie atau segelas es krim sambil membaca buku yang baru saya beli. 

Akhir-akhir ini saya merasa hidup saya terlalu riuh. Bukan dalam arti sebenarnya, tentu saja. Ini hanya riuh dalam artian saya sering merasa tidak tenang. Kalau sudah seperti ini, itu berarti saya butuh pergi sendiri.


Saya sudah merencanakan pergi ke Oakham sejak teman saya merekomendasikan kota kecil ini beberapa minggu yang lalu. Jaraknya hanya dua stasiun dari Leicester, kota tempat saya tinggal. Meskipun begitu kedua kota ini terletak di County yang berbeda, Leicester di Leicestershire dan Oakham di Rutland. Sebenarnya salah satu teman saya sudah berulangkali mengajak pergi bersama, tapi tidak kali ini, pikir saya. Saya sungguh sedang ingin sendirian.



Saya tiba di Oakham sekitar pukul sepuluh pagi. Langit mendung dan agak gerimis. Buat saya ini cuaca yang sempurna untuk sendiri. Entah kenapa saya suka suasana sendu seperti itu. Dari stasiun saya mencari arah menuju pusat kota, tapi alih-alih melewati jalan besar, saya memilih jalan sempit dengan rumah warna-warni di kanan dan kirinya. Tidak banyak orang yang saya lihat, mungkin mereka lebih memilih berada di dalam rumah, berdiang di depan perapian. 

Oakham tidak spektakuler dan turistik, tapi justru itu, menjadi tenang dan asing memang sesuatu yang saya cari. Seperti ada yang meluruskan benang kusut di pikiran saya belakangan ini. 


Saya berjalan berkeliling, melihat-lihat koleksi tapal kuda milik penguasa Oakham Castle. Alkisah, sang empunya Oakham Castle selalu meminta buah tangan berupa hiasan tapal kuda. Saya juga menyempatkan makan siang di Castle Cottage, sebuah kafe bergaya vintage di dekat All Saints Church. Mereka yang menyukai interior shabby chic akan menyukai tempat ini. Rasanya saya bisa berada disana seharian, menulis sesuatu yang manis atau menyelesaikan novel Jane Austen saya.




Kembali ke Leicester, hari sudah menjelang gelap. Esoknya saya merasa lebih siap menghadapi hari dan bertemu dengan orang-orang. Saya tahu, sekali-sekali saya berhak mendapatkan kemewahan seperti ini: kemewahan menjadi sendiri.