Belakangan, banyak artikel yang bicara tentang nikmatnya solo traveling. Mereka bilang solo traveling menyenangkan karena kita bisa benar-benar menjadi pengambil keputusan, jam berapa mau kemana berapa lama, semuanya terserah kita. Oh iya, itu benar. Tapi melakukan perjalanan bersama-sama pun tidak kalah menyenangkan. Perjalanan yang dibagi bersama akan menjadi kenangan bersama. Sampai puluhan tahun kemudian, cerita-cerita tentang perjalanan itu masih akan beredar di pertemuan-pertemuan nostalgia, ditemani sepiring singkong goreng dan teh manis hangat.
Mungkin karena itu komunitas travel banyak muncul. Karena menikmati perjalanan bersama teman itu menyenangkan. Karena berbagi cerita sesama pejalan berarti tidak hanya berbagi pengalaman, tapi juga tempat para pejalan bisa belajar. Karena traveling bukan hanya tentang melihat dunia, tapi juga tentang interaksi dengan manusia yang berbeda-beda. Oh ya, tentu saja, karena dunia ini terlalu luas untuk dijelajahi sendiri. Kaki kita tidak mungkin menapaki seluruh kota, menaiki seluruh gunung, atau menyelami semua danau dan lautan. Mata kita juga tidak mungkin melihat semua hutan dan padang. Mulut kita juga tidak bicara semua bahasa. Tapi kisah-kisah dari teman-teman perjalanan akan membawa kita menuju tempat-tempat yang belum pernah kita jelajahi.
Menulis adalah mengawetkan kenangan.
Lagipula, dunia maya adalah sebuah dunia dengan kekuatan yang tidak terbayangkan. Hanya dengan beberapa klik saja entah berapa banyak informasi yang bisa kita bagikan maupun yang bisa kita dapatkan. Travel blogging mungkin terkesan tidak serius, tapi berapa banyak pejalan yang terbantu dari kisah-kisah yang dituliskan? Berapa banyak yang akhirnya mendapat keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan pergi menjelajah? Mungkin jumlahnya tidak akan pernah kita tahu, tapi ada, pasti ada.
Lagipula dengan terbatasnya anggaran pariwisata pemerintah kita, setiap tulisan para travel blogger adalah promosi gratis tanpa sedikitpun membebani anggaran negara. Kalau biro perjalanan dan brosur-brosur mengulas destinasi-destinasi turistik karena alasan komersial, para travel blogger ini membawa kita sampai ke sudut-sudut negeri yang belum banyak diketahui. Mereka menularkan semangat mengenali negeri sampai ke tulang-tulangnya. Mereka yang tidak gentar dengan ketinggian akan membawamu melihat matahari terbit dari gunung-gunung di Jawa. Mereka yang dekat dengan budaya akan mengajakmu melihat kepingan sejarah di museum-museum Ibu Kota. Mereka yang mencintai laut akan memamerkan taman misterius di dasar laut Papua. Mereka yang kebetulan tinggal di negeri orang akan menceritakan pengembaraan di tempat-tempat menakjubkan tanpa kehilangan rasa cinta pada negeri. Lalu mungkin di tengah perjalanan itu, mereka akan mengajakmu mampir ke warung pinggir jalan untuk makan hidangan khas sambil tetap berbagi cerita.
Berjalan bersama mereka, tiba-tiba kamu merasa lebih mengenal Indonesia.
Itulah kenapa saya ingin menjadi anggota komunitas ini. Karena saya suka traveling, itu yang utama. Juga karena saya tahu di Travel Blogger Indonesia, saya akan mendapatkan teman perjalanan. Disana saya akan bisa belajar dari pengalaman dan pengamatan orang lain. Tapi seberapapun amatirnya saya saat ini, saya juga punya cerita yang menunggu diawetkan, dalam tulisan maupun ingatan orang-orang.
Semoga jalan kami benar-benar bersinggungan, dan kami bisa memulai perjalanan bersama.
*tulisan ini dibuat sebagai salah satu syarat menjadi anggota Travel Blogger Indonesia. Mereka yang tertarik bisa mengunjungi website mereka disini.
