Baik, mari kita hitung mulai dari satu, lalu kita lihat seberapa banyak ingatan, sesuatu yang kita beri nama: kenangan.
...
Aku mengingat pertemuan kita. Kau berbaju kelabu. Senyummu kaku.
Aku mengingat langkahmu. Berat dan cepat. Dengar, sepatumu seperti beradu dengan batu. Tinggal aku dan langkah-langkah kecilku yang terengah menyusulmu.
Aku mengingat malam-malam yang kita lewatkan di warung pinggir jalan, pun teh tanpa gula yang selalu kau pesan. Kau biasa menghabiskan separuh jatah nasiku. Tetap saja, aku tak pernah bisa makan lebih cepat darimu. Ah, ekspresi itu, gayamu menggigit-gigit sedotan dari gelas teh yang isinya sudah tandas.
Aku mengingat tatapanmu. Tatapan yang menerjemahkan kekerasan hatimu. Tapi pernah kau menatapku dengan kelembutan yang hanya bisa dilakukan sisa-sisa hujan di sore yang sendu.
...
Aku mengingatmu dan tiba-tiba ku rasakan ngilu di hatiku. Ternyata masih ada.
*Lagi-lagi aku tidak bisa tidur dan kamu masih jadi inspirasiku
No comments:
Post a Comment