17 Aug 2011

Jendela dan Cerita - Cerita

Aku suka jendela.

Di rumah kami dulu, ada jendela besar yang daun jendelanya bisa digeser ke kanan dan ke kiri. Aku suka duduk melipat kaki di tepiannya, memandang ke pohon mangga, rumpun anggrek ibu yang berbunga ungu, dan gerombolan burung parkit hijau kuning dan biru dalam kandang di samping rumah.

Seingatku, disana angin sering bertiup.

Aku selalu suka duduk di tepi jendela. Di mobil pribadi, pun di angkot atau di kereta. Lalu dari jendela itu aku akan melihat ke luar, ke rumah-rumah di tepi jalan. Rumah-rumah itu juga punya jendela dan aku pun suka melihat ke sana.

Kadang di balik jendela itu ada terang, kadang remang, kadang gelap.

Lalu aku akan mulai main tebak-tebakkan dengan diriku sendiri. Coba tebak, apakah orang-orang yang tinggal disitu suka menari sambil melukis pelangi? Atau mungkinkah bayangan dua orang di balik jendela itu sebenarnya sedang menyembunyikan badai?

Jendela. Selalu punya banyak cerita.

Bahkan cerita tentang awan-awan ketika aku terbang di ketinggian. Itu cirrus, nimbus atau cumullus? Juga cerita tentang bagaimana jendela yang sama membingkai cahaya yang berbeda, ketika matahari melakukan perjalanan.

Mungkin matahari juga sedang memandang ke jendela. Lalu bermain tebak-tebakan dengan dirinya sendiri.

Hey, coba tebak, apakah gadis di balik jendela itu, masih menyimpan cahaya di matanya?



Jakarta. 16 Juni 2011. 0:57 - Akhir2 ini aku suka terbangun tengah malam.

No comments:

Post a Comment