Pemuda itu bertanya tentang kemana sebaiknya dia melangkah nanti. Apakah ke kota sunyi dengan banyak kastil, kota di tepi pantai dengan camar beterbangan, atau kota tempat mereka pernah melihat lukisan bulan purnama.
Va dove ti porta Il cuore. Begitu jawab gadis yang menjadi lawan bicaranya.
Pemuda itu memutar kedua bola matanya. Setiap gadis itu mengeluarkan istilah-istilah asing, ia selalu tidak tahu harus menjawab apa.
Gadis itu tertawa. "It's Italian. Artinya, 'pergilah kemana hati membawamu'...", ia menjelaskan.
Pemuda itu semakin tidak tahu harus menjawab seperti apa.
Untuk kesekian kalinya pemuda itu menemukan betapa gadis itu menelan perasaannya sendiri. Pemuda itu tahu benar kota mana yang ada di pikiran gadis itu. Mereka punya kenangan disana. Sebuah kunjungan singkat yang menyenangkan. Tidak hanya karena lukisan bulan purnama yang mempesona di galeri kota, tapi juga karena kontur kota yang berbukit, dan gedung-gedung yang - menurut gadis itu - seperti gedung-gedung di kota kesukaannya.
Pemuda itu semakin tidak tahu harus menjawab seperti apa.
Untuk kesekian kalinya pemuda itu menemukan betapa gadis itu menelan perasaannya sendiri. Pemuda itu tahu benar kota mana yang ada di pikiran gadis itu. Mereka punya kenangan disana. Sebuah kunjungan singkat yang menyenangkan. Tidak hanya karena lukisan bulan purnama yang mempesona di galeri kota, tapi juga karena kontur kota yang berbukit, dan gedung-gedung yang - menurut gadis itu - seperti gedung-gedung di kota kesukaannya.