And even though you're look so good tonight, I'll be fine.
Itu kata Westlife. Juga kata aku.
:)
Kau tampan, pria kelabu. Seperti biasa. Selalu. Dengan senyum dan tatapanmu yang terkendali itu. Dengan semua pertanyaan yang tergambar di mataku. Tapi tidakkah senyum dan ceriaku juga menggambar pertanyaan di matamu?
Mungkin tak kau lihat lagi suram kabut di pendar mataku. Mungkin kau juga heran dengan kaki kecilku yang tak lagi melangkah di atas jejakmu. Mungkin bagimu, aku seperti lenyap dari kumparan waktu yang selama ini seakan menawanku.
Tidak. Aku masih ada. Ada dan baik-baik saja, dengan hatiku. Dan kau tetap yang paling tampan.
Tapi aku sudah menempatkan semua di telapak tangan yang terbuka, dan mengarahkannya ke surga. Dengar, telapak tangan yang terbuka. Cukup terbuka untuk meresikokan kamu terbang bersama angin. Cukup terbuka untuk meresikokan kamu jatuh ke hamparan tanah. Cukup terbuka untuk sesuatu bernama kehilangan. Cukup terbuka untuk percaya kepada surga.
Mungkin itu tak terjelaskan. Begitu tak terjelaskan, hingga kini aku bisa menjelajahi matamu, mengajakmu bermain dengan canda, tak lagi memaksamu menjelaskan apa arti kecewa. Mungkinkah itu juga yang membuatmu diam, ketika kita hanya seakan berdua di keramaian?
Pria kelabu, sebenarnya sebelum kau pergi, aku sungguh ingin mengucapkan, "Hati-hati."
No comments:
Post a Comment