Sepanjang perjalanan menuju Sheffield, ada satu pertanyaan yang muncul di benak saya, “Where do dreams come from?"
Mungkin kalau Andrea Hirata, mimpi itu muncul dari sebuah buku pemberian cinta pertamanya, If Only They Could Talk karya James Herriot. Dari buku itu, ia pertama kali melihat Edensor, meskipun masih dalam bentuk imajinasi. Lalu beranjak dewasa, mimpi itu menemukan pegangannya dari nasihat Pak Balia, "Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, temukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Perancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi di Spanyol."
Mimpi kecil Andrea lalu menjelma amuba, membelah diri menjadi mimpi-mimpi yang semakin lama semakin nampak mustahil.
Tapi mimpi memang hanya diperuntukkan bagi para pemberani.
Tapi mimpi memang hanya diperuntukkan bagi para pemberani.
Lamunan saya tiba-tiba teralihkan dengan puisi karya Andrew Motion yang ditulis di salah satu gedung Universitas Sheffield Hallam, berjudul What If. Puisi ini benar-benar ditulis di salah satu dinding gedung itu, begitu besar hingga mereka yang melintas di jalan raya bisa dengan jelas membacanya.