Berada di
Kupang untuk urusan pekerjaan, tidak memberi banyak kesempatan untuk
mengeksplorasi kota ini. Tapi, bahkan sebelum saya sampai kesana, Kupang sudah
seperti sesuatu yang akrab. Lalu ketika saya membuat langkah pertama di bandara
El Tari, ingatan saya justru melayang ke Melbourne, Australia. Membayangkan
sahabat saya, Wawan, sedang tidur siang di Victoria Park, bersantai di antara
tuntutan pendidikan pasca sarjana.
Wawan
adalah anak Kupang asli. Nama lengkapnya Wanry Wabang. Dulu, salah satu widya iswara
di kelas diklat kami dengan semena-mena memanggilnya Yoseph. Entah kenapa.
Lalu, entah dari mana, tiba-tiba muncul pula label Muhammad yang dilekatkan
pada namanya. Sejak masa diklat itu, secara informal, namanya berubah menjadi
Muhammad Yoseph Wanry Wabang. Seakan belum cukup aniaya pada namanya, kami memanggilnya Wawan.
Mereka yang hanya mendengar panggilannya, akan mengira dia orang Jawa.
Nyatanya, Wawan memiliki perawakan khas pria Indonesia Timur: kulit gelap,
rambut keriting, mata yang dalam dan suara yang merdu.