Kemarin saya mendapat kejutan menyenangkan.
Rupanya tulisan yang saya buat untuk Gramedia Blogger Competition edisi Oktober dinyatakan sebagai pemenang. Entah berapa peserta yang memerebutkan voucher belanja sebesar Rp.500.000 lewat kompetisi ini. Penyelenggara memberikan tema 'Bagaimana Saya Melihat Gramedia?' dan saya membuat tulisan pendek berjudul '
Di Mataku, Gramedia adalah Sebentuk Cinta'. Sebenarnya idenya sederhana, hanya detail-detail pengalaman saya bersama Gramedia sejak masa kanak-kanak dulu.
Hadiah saya saat ini masih dalam proses pengiriman. Tapi saya sudah membayangkan buku apa yang akan saya beli.
Masih ada sisa beberapa rupiah sepertinya, tapi akan saya pakai untuk beli buku hadiah Secret Santa, acara tahunan komunitas Blogger Buku Indonesia.
Untuk saya, mendapat voucher Gramedia seperti ini cukup mencerahkan hari. Apalagi harga buku akhir-akhir ini terus naik. Kelima buku tadi sudah saya incar sejak lama. Saya memang penggemar sastra. Saya menyukai Remy Silado. Saya suka Seno Gumira Ajidarma yang tidak pernah lelah mengolah senja dalam kata-kata. Lalu Pramoedya, menurut saya semua anak negeri harus membaca bukunya. Eka Kurniawan juga penulis yang karyanya sudah diterjemahkan ke banyak bahasa.
Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh Haruki Murakami, "If you only read the books that everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking.” Jadi, saya memaksa diri saya mengunyah buku-buku yang katanya masuk dalam
kategori 'berat' (walaupun sebenarnya banyak buku yang kategorinya lebih berat dari daftar bacaan saya). Ada kalanya saya membaca dengan susah payah. Misalnya, meskipun bagus, saya tidak nyaman membaca Norwegia Wood yang adalah tulisan Haruki Murakami. Tapi bagaimanapun, saya menyelesaikannya, dan saya merasa saya sedang tidak buang-buang waktu.
Bukan berarti saya tidak membaca buku populer, hanya saja memang ada
beberapa buku yang bahkan menyelesaikannya saja saya tidak sanggup. Rasanya waktu saya terlalu berharga.
Untuk buku populer, seperti teen lit atau chick lit, saya memilih
membaca dulu di toko. Lalu kalau bagus saya beli. Favorit saya adalah Windy Ariestanty, Windry Ramadhina, dan Prisca Primasari. Saya suka cara mereka mengolah cerita cinta yang bisa dibilang tema umum, dengan narasi yang baik dan karakter yang kuat.
Entah kapan hadiah saya datang. Tapi saya tidak perlu khawatir, saya masih harus menyelesaikan Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi dan Melihat Api Bekerja milik Aan Mansyur. Menyenangkan ya?